PT Pertamina (Persero) terus mengupayakan pemenuhan suplai energi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang tengah dilanda banjir sejak beberapa hari terakhir. Gangguan akses jalan akibat banjir dan longsor membuat distribusi LPG ikut terhambat. Meski begitu, operasional Stasiun Pengisian Bulk LPG (SPBE) dan Agen LPG tetap dijalankan sebisa mungkin. Informasi tersebut disampaikan Pertamina melalui keterangan resmi pada Senin (1/12/2025).
Pertamina Patra Niaga bersama Pertamina Group bergerak bersama seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat pemulihan dan menjamin suplai energi tetap tersedia bagi masyarakat. Di tengah kondisi yang penuh tantangan ini, kami berusaha mengupayakan distribusi LPG berjalan seoptimal mungkin,” ujar Roberth. Pertamina mencatat terdapat 71 SPBE di wilayah terdampak dan sebagian besar masih dapat beroperasi. Dari jumlah tersebut, 54 SPBE berada di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Selain itu, 556 Agen LPG juga tetap melayani kebutuhan warga.
Salah satu fasilitas yang bertahan beroperasi adalah SPPBE Gunungsitoli di Kepulauan Nias. Pada Sabtu (29/11/2025), lebih dari 12.000 tabung LPG 3 kilogram didistribusikan ke wilayah Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Kota Gunungsitoli hingga Nias Induk. Sehari sebelumnya, Jumat (28/11/2025), realisasi penyaluran mencapai 11.760 tabung. Secara total, terdapat 39 agen LPG di Aceh, 368 di Sumatera Utara, dan 149 di Sumatera Barat yang masih beroperasi melayani publik. Tantangan Distribusi Akibat Akses Terputus Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, memaparkan bahwa cuaca ekstrem dan kondisi geografis menjadi hambatan utama. Menurutnya, akses jalan nasional dan provinsi terputus di sejumlah titik vital, longsor aktif menghalangi pergerakan armada, banjir menutup jalur lintas timur dan barat, serta adanya jembatan yang hanya dapat dilalui kendaraan kecil karena penurunan struktur. Terkait kondisi yang dihadapi, Fahrougi menegaskan mitigasi terus dilakukan. “Pertamina melakukan koordinasi intensif dengan Pemda, BPBD, dan instansi terkait untuk percepatan pembukaan akses. Pemantauan kami lakukan 24 jam melalui Satgas demi memastikan titik-titik kritis tetap terlayani,” tegasnya. Pertamina juga mengalihkan suplai dari terminal yang aman, mempercepat mobilisasi armada, serta memberikan dukungan logistik lapangan.










